BusHistory & ProfilMercedes-BenzMotorTrip

Pengalaman Naik Bus ALS Ke Medan, 67 jam Menjelajah Sumatra (Part 1)

Di pagi hari kedua penulis terbangun dari tidur, bus sudah tiba di wilayah sumbar. Pemandangannya disini sungguh luar biasa, udara pun menusuk dingin mengalir melalui sela jendela pintu bus yang dibuka oleh kondektur. Seketika penulis menggunakan kembali kaus kaki untuk mengurangi rasa dingin. Perjalanan dari Sungai Dareh – Kiliranjao – Kota Solok sangat luar biasa nikmat. Jalanannya lebar dan pemandangannya indah sekali dengan perbukitan di kanan kiri yang dihinggapi awan kabut.

Masuk Kota Solok, banyak penumpang yang turun termasuk yang tujuannya ke kota Padang. Disini mereka transit melanjutkan perjalanan menggunakan bus lain ke Kota Padang. Ada pedagang asongan yang naik di Kota ini setelah dari Jakarta tidak ada satupun yang naik. Namun jualannya jelas beda, disini bisa beli sate padang yang sudah dibungkus beserta kerupuk opak khas sumbar.

Perjalanan berlanjut, hingga kemudian tiba di Danau Singkarak. Bus dipacu santai dan masuk ke daerah ombilin tepian danau Singkarak, yang mana disini penulis berhenti lagi untuk makan, tepatnya di RM Angin Berembus. Disini adalah rumah makan peristirahatan bus yang paling luar biasa yang pernah penulis sambangi.

Baca Juga : Sejarah Bus ALS

Berlatar belakang Danau Singkarak dan Taman Nasional Bukit Barisan, rumah makan legendaris ini menawarkan keunikan yaitu kamar mandi dengan tipe terbuka / ramai – ramai dan pintunya cuma setengah badan pula. Tentu saja buat yang pertama kali akan kaget apalagi yang kepingin buang air dan mandi. Harus bawa handuk besar untuk menutup bagian atas pintu kamar mandi dan menandakan kita sedang menggunakan kamar mandi tersebut.

Rumah makan angin berembus, spot terbaik untuk peristirahatan bus yang pernah saya singgahi

Untuk makanan menunya standar, masakan minang. Nikmat rasanya memesan menu nasi + ikan bakar ditambah kuah gulai di nasi, membuat lahap ketika makan kali ini. Karena istirahat cukup lama tentu waktu yang ada ini bisa digunakan untuk berfoto dan mendokumentasikan video. Nikmat sekali, sekali perjalanan sekaligus berwisata.

Cuaca cerah, udara yang sejuk khas pegunungan ditambah pemandangan luar biasa

Lanjut kembali setelah makan, bus mengarah ke Bukittinggi. Melewati daerah Padang Panjang lagi – lagi mata dimanjakan oleh pemandangan super indah dari alam Sumatra Barat. Cuaca cerah langit nan biru pun sangat mendukung membuat mata terjaga sepanjang jalan. Di Bukittinggi bus kembali berhenti sejenak untuk para penumpang membeli oleh oleh khas Sumbar yaitu keripik Sanjay.

Berhenti sejenak kembali untuk belanja oleh – oleh khas sumbar, disini terkenal keripik sanjainya

Perjalanan berlanjut, penulis kembali mengantuk dan hanya menikmati perjalanan dibawah cuaca yang mulai berubah perlahan menuju mendung. Perjalanan luar biasa ini kini melewati daerah Bonjol, Panti dan Rao di Kabupaten Pasaman. Mulai kembali didominasi perbukitan dan gunung disisi kanan kiri, melewati tugu khatulistiwa dan lepas perbatasan Sumbar masuk ke Sumatra Utara, kondisi jalan mulai berubah..

Masuk daerah Panti, Sumbar. Disini banyak becak motor yang menggunakan basis honda supra x 125 dan absolute revo sebagai penggeraknya

Berikut video perjalanan yang saya dokumentasikan

Lanjut di next part ya. (imt)

imotorium

Pekerja kreatif, senang berkendara, fotografi, jalan - jalan dan penyayang. Thanks sudah sudi meluangkan waktu membaca disini, tinggalkan komentar supaya berkesan ya brosist, Semoga bermanfaat

8 thoughts on “Pengalaman Naik Bus ALS Ke Medan, 67 jam Menjelajah Sumatra (Part 1)

Posting Komentarmu Disini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.