Mengenal Honda C Series, Si Mesin Motor Tangguh Yang Kembali Populer
imotorium.com – Mengenal Honda C Series, siapa sih pembaca disini yang ngga kenal dengan motor seperti Supra X 100, Astrea Grand, Honda Win, C70, Astrea 800 dan motor lawas Honda lainnya yang sudah discontinue? pasti pada pernah mengendarainya atau sekedar mbonceng kan. Nah pada artikel ini saya akan sedikit bahas soal mesin yang digendong motor yang penulis sebutkan diatas, apa lagi kalau bukan Honda C Series.
Sejarah Honda C Series
Mesin Honda C Series ini memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang sejak awal kehadirannya, diawali dengan mesin generasi pertama Cub Series yaitu C100 yang digunakan di Super Cub pada tahun 1957. Mesin tersebut mengandalkan teknologi 4 tak dengan kapasitas yang terbilang kecil hanya 50 cc OHV, untuk power yang dihasilkan maksimum sebesar 4,5 hp saja.
Mesin C Series ini ternyata mengalami kesuksesan dalam pemasaran. Kemudian dari sini C100 dikembangkan dengan hadirnya generasi selanjutnya yaitu C102 dan C110 yang mana kedua mesin ini masih menggunakan teknologi serupa yaitu OHV dengan kapasitas mesin 50 cc. Hanya keduanya memiliki perbedaan di posisi mounting engine berhubung rangkanya juga beda. C102 khusus untuk motor Cub dan C110 lebih ke motor sport pada masa itu yaitu Honda CB. Dan setelah cukup sukses di pasaran mesin ini mendapat update pada sisis teknologi meninggalkan OHV dan mengadopsi teknologi OHC yang lebih efisien, mesin ini diberi nama C50, yang mana nama ini sesuai dengan kapasitas mesin.
Perjalanan berlanjut, seiring waktu dengan berkembangnya market dan demi menarik minat konsumen maka mesin ini mendapat pengoptimalan dari sisi tenaga. Hadirlah kemudian mesin C90 berkapasitas 90 cc pada tahun 1965. Dan karena Honda sejak dahulu terkenal dengan keefisienan konsumsi BBM honda akhirnya mengeluarkan seri C70 yang mana mesin ini lebih murah dan lebih irit.
Mesin motor Honda ini menjadi primadona pada masanya, dimana kompetitornya kebanyakan menggunakan teknologi 2 tak yang membutuhkan konsumsi bbm lebih besar dan tentunya juga ada tambahan oli samping. Walau secara tenaga memang kalah dibanding mesin 2 tak tersebut namun pencinta C Series ini semakin bertumbuh besar. Dan pada tahun 1980-an akhir Honda mengupdate kembali mesin C Series ini dengan menambahkan kubikasi menjadi 97 cc, yang uniknya menggunakan kembali nama lamanya yaitu Honda C100, atau juga dikenal dengan C100EX.
Honda C Series Generasi Akhir
Masa – masa keemasan mesin Honda C100EX alias generasi terakhir ini berlangsung cukup lama, sejak hadir diusung Astrea Star pada tahun 1987 hingga terakhir digunakan di Honda Revo 100 pada tahun 2007-2008. Mesin Honda C100 ini menjadi mesin motor sejuta umat, termasuk penulis yang hingga kini masih memelihara salah satu motor Honda bermesin C series ini yaitu Supra Fit lansiran 2005, motor yang katanya adalah versi downgrade dari Supra X100 dari sisi fitur hingga material mesin.
Nilai plusnya jelas mesin ini sangat tangguh. Walau banyak yang bilang tenaganya ngepas dan torsinya juga ngepas untuk jaman modern sekarang, motor ini bisa memenuhi kebutuhan berkendara harian. Konsumsi bbmnya irit sekali walau masih menggunakan karburator, dan untuk membawa beban agak berat juga mesin ini oke.
Dari sisi perawatan jujur saja, motor Honda C Series ini jarang sekali minta jajan. Ya paling sekedar ganti oli mesin tiap sebulan – 2 bulan sekali tergantung intensitas pemakaian. Service rutin bisa dibilang jarang, tapi ya ngga ada keluhan sama sekali. Dikasih bensin tipe apa aja motor ini menerimanya dengan senang hati, bebas gejala knocking. Diajak jalan jauh, macet – macetan parah juga ngga ada gejala overheat.
Motor Lawas Kini Jadi Semakin Mahal
Tentu saja ini menyenangkan bagi penulis, di jaman modern ini yang mobilitasnya semakin tinggi justru mesin seperti inilah yang sangat dibutuhkan. Penulis masih bingung kenapa ya mesin motor kekinian yang berlimpah fitur dan teknologi canggih justru ngga bisa sebandel mesin lawas seperti Honda C Series ini, malah sering dengar berita seperti ngelitik, gredeg, overheat, dan kasus -kasus lainnya seperti oli kering sampai banyak recall produk.
Makin canggih bukannya makin mempermudah malah makin menyusahkan. Yoo jadi lebih senang geber motor lawas ini mah, hehehe makanya ngga heran sekarang beberapa motor bermesin lawas seperti Honda C Series ini menjadi buruan kembali. Silahkan masbro browsing saja semisal contohnya harga pasaran seken untuk Honda Win, Honda Astrea Grand, dan beberapa motor lawas Honda lainnya.. harganya cenderung naik lagi lho sekarang.
Demikian artikel Mengenal Honda C Series ini, yaa kenapa bisa laris? habis enak piaranya sih. (imt)
foto : google, facebook, dok pribadi.
- All New Honda Scoopy Meluncur Di Jawa Barat, Harga Mulai 20 Jutaan Saja
- Honda Jabar Virtual Expo, Solusi Mudah Membeli Varian Motor Honda
- Bagaimana Belajar Mobil Manual dengan Benar? Begini Tipsnya
- Tekiro Kembali Raih Top Brand Award Untuk Ke-6 Kalinya
- Wisata Unik di Jakarta Era New Normal, Tetap Jaga Jarak Ya!
- Spesifikasi Ninja ZX-25R 4 Silinder, Harga Mulai 96 Jutaan
- Berikut Tips Aman Membeli Mobil Bekas
- Tips Riding Sehat Pasca Normal Baru
- Tarif Baru Bus Doa Ibu, Beberapa Trayek Sudah Kembali Beroperasi
- Tarif Baru Bus Primajasa, Kembali Beroperasi 8 Juni 2020 Besok
- Ramai Pengguna Radiator Suzuki GSX 150 Untuk Honda Sonic 150R
- AUTO2000 Radio Dalam, Beli Atau Servis Mobil Kesayangan Semua Bisa!
- Cara Tepat Dapat Harga Mobil Bekas Toyota Murah dengan Kualitas Terbaik
- Tips Merawat Jaket Motor Supaya Tetap Oke
- Semoga Keadaan Ini Segera Kembali Normal
Yang Mau Silahturahmi sama Admin kesini aja :
Email : imotorium@gmail.com
Twitter : @imotorium
Instagram : @imotorium
Facebook : Imotorium FP
mbah coba dicek lagi sepertinya supra x 100 bukan mesin c series tp sero NF kalo gak salah … ini mesin susah dibikin ngebut meski pake part racing sekalipun dibanding c series
Itu alasan saya juga masih pertahankan NJMX 2011, generasi terakhir motor karburator MX yang tergolong bandel
Motor sport dengan mesin tiduran
Honda Win masih idola di tempat saya om mimin, salam kenal dari kota Malang.