Pengalaman Naik Bus Sempati Star Double Decker Jakarta – Medan (Part 3)
Bus masuk Kota Pekanbaru tepat adzan isya berkumandang. Melewati Jl, Kaharuddin Nasution Marpoyan kemudian berbelok menelusuri Jl. Soekarno Hatta hingga pasar pagi Arengka. Yang terlintas di pikiran saya saat itu adalah rasanya kepengen turun dari bus. Karena disini adalah tempat saya besar, banyak teman di Pekanbaru sini dan saya betah di Pekanbaru. Tapi karena saya sudah punya tujuan awal ingin membandingkan antara lintas timur dan lintas tengah / barat saya mengurungkan niat untuk turun, lanjut sampai Medan.
Bus melaju santai melewati daerah Panam yang sekarang sudah mulai sering macet. Ramai sekali malam itu karena di Panam sini banyak sekali tempat perbelanjaan dan juga tempat makan. Hingga akhirnya saat masuk arengka 2 barulah suasananya agak sepi. Bus disini berhenti sejenak untuk istirahat dan menaik-turunkan penumpang di loket resmi.
Dari loket ini bus masuk ke Terminal Bandar Raya Payung Sekaki. Bus disini hanya mengangkut penumpang yang bertujuan ke Medan. Agak telat sebenarnya karena biasanya pemberangkatan dari Terminal BPRS itu mulai jam 5 sore hingga jam 8 malam, dan bus yang saya naiki ini baru masuk jam setengah 9 malam. Banyak juga ternyata penumpang yang foto – foto bus ini. Memang Sempati Star membuat meriah kembali gairah PO – PO Sumatra untuk membeli bus mewah seperti pada 90-an silam, setelah sebelumnya pada tahun 2000 an agak meredup pamornya akibat tiket pesawat murah.
Baca Juga :
Tiket Pesawat Sepanjang Tahun 2019 Mahal, Waktunya Balik Naik Bus dan Kapal?
Bus kembali melaju di Lintas Timur Sumatra menuju Kota Medan. Biasanya kalau naik bus dari Pekanbaru saya berangkat itu sekitar jam 5 sore paling cepat, dan tiba di Medan sekitar jam 9 pagi.. dengan Sempati Star ini saya bisa memperkirakan bila tidak ada masalah di jalan, maka bus saya akan tiba di Medan sekitar jam 12 hingga jam 2 siang. Lepas Rumbai jalanan langsung gelap gulita, memasuki rute “roller coaster” Minas – Kandis hanya dibekali terangnya lampu dari kendaraan lain.
Melewati jalan yang disampingnya terdapat pipa minyak milik Chevron ini dengan hamparan perkebunan sawit yang tidak terlihat karena gelap, bus kembali berhenti di Rumah Makan T**h S***to. Dan disini seperti biasa saya langsung melangkahkan kaki ke toilet karena saya tidak terbiasa menggunakan toilet dalam bus yang sempit itu. Agak terkejut sebab disini toilet rumah makannya dalam kondisi yang bisa dibilang buruk, mana letaknya berdampingan dengan kandang angsa jadi saja baunya seperti di kandang angsa. Saya juga disini kehilangan selera makan padahal sudah merasakan lapar, untung saja roti sisa bekal masih ada dan bisa mengganjal perut saya, cukuplah untuk menghadapi perjalanan 12 jam lagi.
- AHM Hadirkan New Honda Scoopy 2025, Banyak Yang Berubah
- Impresi Pertama Mencoba Honda BeAT Street 2024, Pake Velg 12 Inch!
- All New Honda BeAT Hadir Di Bandung, Berikut Harganya
- Honda Rebel 1100 : AHM Rilis Di Indonesia, Harga Dibawah 400 Jutaan!
- Harga Dan Spesifikasi Yamaha All New Nmax Neo & Nmax Turbo
- Miyor, Pendobrak Tradisi Bus Sumbar Yang Diluar Nalar
- All New Honda Beat 2024, Spesifikasi & Harga OTR Launching Terbaru
- Ayo Ke FIFGROUP 35th LOCALICIOUS. Bisa Kulineran, Nonton Konser, dan Cari Kerja di Satu Tempat.
- Kini AHM Hadirkan Layanan Cek Rangka eSAF di AHASS Terdekat
- Perkakas Otomotif Unggulan Tekiro Tools Hadir Di GIIAS 2023
- Review Ban Motor Ascendo Mesh Max Di Honda BeAT
- Jajaran Motor Baru Honda Siap Ramaikan GIIAS 2023
- Owning Experience: 6 Tahun Suzuki GSX-S150 2017
- Meriahnya Puncak HUT FIFGROUP 34th LOCALICIOUS, Nikmati Sajian Kuliner Nusantara
- DAM Meluncurkan New Honda Vario 125, Ban Lebih Lebar!
Yang Mau Silahturahmi sama Admin kesini aja :
Email : imotorium@gmail.com
Twitter : @imotorium
Instagram : @imotorium
Facebook : Imotorium FP
mantab mas..saya serasa mengikuti saat membaca tulisannya..
Perjalanannya mantap kak.. Ohh iya lipilut yang bus-bus sumatera lainnya kak. Ditunggu ya 😁👍👍
Review Bus terbaru ke Lombok broo..