Skenario Kecelakaan Saat Berkendara Dengan Sepeda Motor (Part 5 – End)

March 16, 2016 imotorium

Touring, salah satu aktivitas yang kini digandrungi banyak kawula baik itu muda ataupun tua. Dengan sepeda motor apalagi, readers.. tentu saja bila kita sedang berkendara, dan dalam keadaan berkelompok, ada baiknya membaca sedikit artikel ringan ini, karena sedikit banyak bermanfaat bagi kita dalam menambah wawasan dan kesadaran ketika berkendara. Ini adalah artikel terakhir dari wak haji taufik yang penulis re-blog karena penulis tidak ingin artikel seperti ini tenggelam digempur artikel yang kebanyakan berfokus pada launching motor baru, modifikasi,dll..

Berkendara bersama teman-teman dalam suatu konvoi memang menyenangkan, akan tetapi dapat juga menjadi masalah. Berkendara secara berkelompok (group riding) bukanlah tercatat sebagai penyebab terjadinya kecelakaan, akan tetapi group riding dapat menjadi faktor yang dapat berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan bila kita melakukan touring berkelompok tanpa pengaturan dan pengorganisasian yang baik. Seperti yang terjadi pada gambar berikut.

Setelah mendahului mobil biru motor merah masuk di ruang antara mobil biru dan mobil kuning. Motor merah pun berencana untuk segera mendahului mobil kuning
Pada saat yang bersamaan anggota touring selanjutnya yakni motor biru berusaha mendahului mobil biru dan berencana meneruskan sampai mendahului mobil kuning sekaligus, seraya terus menggeber motornya
Motor merah yang berencana menyusul mobil kuning pada saat yang bersamaan, tanpa melihat kondisi dibelakangnya, memasuki jalur yang juga dilalui oleh motor biri. Bayangkan bila kedua motor melakukan dengan kecepatan yang cukup tinggi, benturan antar kedua anggota turing tak akan dapat dihindari.

Skenario Kecelakaan Saat Berkendara Dengan Sepeda Motor (Part 2)

Skenario Kecelakaan Saat Berkendara Dengan Sepeda Motor (Part 3)

Skenario Kecelakaan Saat Berkendara Dengan Sepeda Motor (Part 4)

BAGAIMANA SEHARUSNYA

Kecuali kita percaya dengan kemampuan berkendara rekan kita sesama turinger, tetaplah berada dalam formasi dan berilah jarak antara motor yang cukup leluasa.
Bila ingin melakukan manuver, berilah informasi yang jelas pada peserta turing yang lain, Buang segala ketidakpastian yang menghinggapi dengan mengawasi keadaan sekitar dan jangan lupa nyalakan lampu sein saat mau bermanuver.
Ketika saat melakukan penyalipan posisi kita berada di depan, perhatikan motor yang berada dibelakang kita, beri ia jarak yang cukup, ini berguna kala kita mendadak harus mengerem cukup keras, sehingga kita masih memiliki jarak aman dari rekan kita di belakang yang juga akan sedikit kaget dan berdeselerasi. Jika kita di posisi belakang jangan menjadikan rekan kita yang melakukan peyalipan didepan sebagai acuan keputusan utama. Dasari keputusan penyalipan yang kita lakukan terhadap situasi lalu lintas yang kita hadapi.
berkendara dengan formasi menyilang memberikan jarak pandang yang sempurna bagi setiap anggota turing. Peserta dengan pengalaman turing sedikit lebih baik diposisikan ditengah rombongan. Peserta yang sangat berpengalaman turing berada di belakang (sweeper) dan harus meyakinkan tidak ada anggota turing yang tertinggal.
Alangkah baiknya setiap peserta touring mengerti jalur yang akan dilaluinya, minimal harus diberikan briefing singkat sekitar 5 menit dengan pengenalan peta jalur dan jangan lupa bertukar nomor ponsel untuk mengantisipasi hal yang tidak di inginkan.

Insyaallah, dengan ini kita dan rekan – rekan akan selamat sampai di tujuan. Walau terkesan sepele tapi ada baiknya untuk diresapi, karena kita sadar bila rekan kita kurang aware artinya kitalah yang dituntut untuk lebih aware, demi keselamatan bersama dalam berlalu lintas.

Segala saran dan masukan readers untuk penulis sangat diharapkan, agar penulis dapat memproduce artikel – artikel baik lainnya. 🙂

semoga berguna. (imt)
src : tmcblog.com