Runtuhnya Kerajaan Bus Asal Ciamis, Jawa Barat
imotorium.com –Â Siapa yang pernah merasakan gemerlapnya bus – bus asal selatan Jawa Barat di era 1970-1990 an? Ya, pastinya akan teringat oleh bus – bus seperti Aladdin, Perkasa, Bahagia, Waspada dll ?? Era ini jauh sebelum bus – bus penguasa Jawa Barat saat ini seperti PO. Budiman dan Primajasa berkembang. Berikut adalah kutipan sekilas sejarah yang penulis hadirkan kembali dari salah satu harian lokal Pikiran Rakyat.
“Dulu, kami menjadi Â’rajaÂ’ di jalanan Jawa Barat!”
SEKELUMIT romantisme segera saja menyeruak ketika H. Wawan Otid memulai perbincangan. Wawan adalah salah seorang anak pemilik perusahaan otobus (PO) Budi Darma di Kab. Ciamis. Beberapa dekade lalu, bus-bus asal Ciamis memang “menguasai” jalan raya di Jawa Barat, terutama jalur selatan. Mulai dari Kota Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Bandung, Cianjur, hingga Jakarta. Bus-bus itu dimiliki oleh sejumlah PO –baik yang masih hidup, sekarat, bahkan mati–, seperti Budi Darma, Aman Abadi, Gunung Tua, Alladin, Harum, Swadarma, Darma Karya, Waspada, Bahagia, Merdeka, Gapuraning Rahayu, Garuda Indah, Darma Kusumah, Kesatuan, dan Sari Bhakti Utama.
Dominasi angkutan bus dari Ciamis itu, kata Wawan, berlangsung selama hampir empat dekade, sejak dekade 1960 an hingga pertengahan dekade 1990. “Bayangkan saja, Budi Darma saja sempat memiliki seribu bus. Merdeka di atas dua ratus bus. Lalu, Aladin lebih dari 150 bus. Belum bus PO-PO lainnya,” katanya.
Wawan mengungkapkan, kejayaan tersebut diperoleh setelah para pemilik PO menempuh perjalanan panjang yang berliku tajam. Budi Darma misalnya, PO yang dirintis sang ayah (H. Otong Idi) sejak dekade 1950. Ia mulai meretas usaha angkutan umum melalui opelet Chevrolet Suburban jurusan Ciamis-Bandung dan daerah lainnya.
Awal dekade 1960, armada yang digunakan mulai beralih ke angkutan bus dengan nama perusahaan Budi Darma. Bus itu sejumlah melayani trayek antardaerah di Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur. Ketika itulah, Otong Idi masuk lima besar pengusaha angkutan umum di Pulau Jawa, bersanding dengan H. Engkud (PO Mayasari di Jakarta), H. Atang (PO Medal Sekarwangi), Hasjim Ning, dan lain-lain.
**
Perusahaan Budi Darma terus mengembangkan sayap, bahkan sempat pula merambah dunia taksi di Kota Bandung. Selain itu, Otong Idi mengajak saudara dan rekan-rekannya di Ciamis untuk turut mengembangkan usaha angkutan bus. Bermunculanlah puluhan pengusaha baru di dunia ini, seperti H. Aceng Kendar (PO Alladin), H. Jalil Anwar (PO Gunung Tua), Oong Hanan (PO Waspada), dan H. Iding Husen (PO Aman Abadi).
Menurut H. Tatang, salah seorang putra H. Aceng Kendar (alm.), sebenarnya, sang ayah mulai merintis usaha angkutan mulai tahun 1962. Awalnya, ia juga membuka usaha angkutan suburban Chevrolet jurusan Ciamis-Bandung. “Dari satu mobil, sempat sampai enam mobil,” kata Tatang.
Setelah itu, ujar dia, H. Aceng mulai mengalihkan usahanya ke angkutan bus. Mulanya, ia membeli satu bus bekas dari Mansyur, seorang veteran. Selang beberapa lama, ia membeli lagi dua unit bus. Pada tahun 1970, mayoritas PO ramai-ramai mengganti bus yang semula berbahan bakar bensin menjadi solar. Aceng punya cara, ia membeli truk untuk kemudian disulap menjadi bus. “Pertimbangannya, lebih murah. Makanya, sejak itu, Alladin terus menambah bus,” katanya.
Kondisi sebaliknya justru dialami PO Budi Darma yang notabene perusahaan bus terbesar di Ciamis. Perusahaan itu kesulitan mengganti bus. Wawan mengatakan, hal itu terjadi karena kendaraan yang begitu banyak. “Kami kebingungan. Kalau dialihkan, lalu harus kami ke manakan bus yang sudah ada? Ini menjadi titik awal kesulitan yang dialami oleh Budi Darma,” kata Wawan mengenang.
Perlahan namun pasti, sejumlah perusahaan bus di Ciamis –yang mampu “menyesuaikan diri” mengalami perkembangan berarti, seperti Alladin, Merdeka, dan Waspada. Sementara, Budi Darma –terutama memasuki dekade 1980– mulai terseok-seok. Salah satunya adalah selisih harga bensin dan solar yang semakin jauh. Akibatnya, biaya operasional semakin tinggi. Akhirnya, satu per satu bus milik PO Budi Darma dijual. “Bahkan, bus Satria Darma yang masih satu grup dengan Budi Darma dijual ke Merdeka dan Bahagia,” kata Wawan.
Meredupnya usaha Budi Darma juga disusul oleh Gunung Tua, Waspada, Darma Karya, dan lainnya. Sementara, ketika itu, PO-PO yang kian berkembang, di antaranya Merdeka, Alladin, Bahagia, Sari Bhakti Utama (SBU).
**
Namun, menurut Tatang Kendar, memasuki dekade 1990, persaingan antar-PO kian ketat. Usaha angkutan bus makin terpukul ketika krisis ekonomi melanda pada tahun 1998. Saat itu, harga onderdil sangat mahal, lalu ditambah beberapa kali kenaikan harga bahan bakar.
Usaha angkutan bus mulai meredup, termasuk Alladin. Bayangkan saja, dari total 160 bus, kini bus milik perusahaan itu berada di bawah lima puluh unit. “Begitu juga dengan Merdeka yang semula lebih dari dua ratusan bus, menurun sampai sembilan puluhan,” kata Abun Hasbullah, pengurus bus Merdeka. Perusahaan lainnya, seperti Sari Bhakti Utama, juga terkena dampak. H. Kusmana, sang pemilik perusahaan, seperti tak lagi berharap banyak terhadap usaha angkutan bus itu. Oleh karena itu, saat ini, ia lebih banyak bergerak di bidang jasa konstruksi.
Secara perlahan, angkutan bus dari Ciamis digeser oleh pemain baru, seperti PO Budiman dari Tasikmalaya dan Sinar Jaya yang masuk ke jalur selatan.
“Tetapi, apa pun kondisinya, saya akan berusaha untuk mempertahankan Alladin. Soalnya, wasiat orang tua, Alladin jangan sampai hancur atau hilang. Sekalipun jumlah bus sedikit dan kita beralih ke usaha lain, tidak akan melepas sama sekali bus ini,” kata Tatang Kendar. Hal serupa dikemukakan Abun. Kendati jumlah bus Merdeka menyusut, sekuat tenaga akan dipertahankan. Kalau sampai bubar, akan banyak orang kehilangan pekerjaan. “Sekarang, ada tiga ratus orang mengandalkan hidup dari Merdeka. Kalau sampai bubar, kasihan. Jadi, kita berusaha mempertahankannya,” ujar Abun.
Akankah PO asal Ciamis bangkit kembali?
Akan tetapi, sampai kapan kerajaan bus dari Ciamis bertahan? Tidak ada yang bisa memastikan. Para pengusaha bus itu yang merupakan generasi kedua itu hanya bisa berdoa dan berusaha. Waktulah yang akan membuktikannya, apalagi melihat kenyataan banyak PO yang kini tinggal nama. Sejumlah nama bisa disebut seperti Budi Darma, Aman Abadi, Waspada, Garuda Indah, Swadarma, Darma Karya, dan Darma Kusumah.
Semoga saja … agar priangan selatan bisa berwarna kembali seperti dahulu. (imt)
- AHM Hadirkan New Honda Scoopy 2025, Banyak Yang Berubah
- Impresi Pertama Mencoba Honda BeAT Street 2024, Pake Velg 12 Inch!
- All New Honda BeAT Hadir Di Bandung, Berikut Harganya
- Honda Rebel 1100 : AHM Rilis Di Indonesia, Harga Dibawah 400 Jutaan!
- Harga Dan Spesifikasi Yamaha All New Nmax Neo & Nmax Turbo
- Miyor, Pendobrak Tradisi Bus Sumbar Yang Diluar Nalar
- All New Honda Beat 2024, Spesifikasi & Harga OTR Launching Terbaru
- Ayo Ke FIFGROUP 35th LOCALICIOUS. Bisa Kulineran, Nonton Konser, dan Cari Kerja di Satu Tempat.
- Kini AHM Hadirkan Layanan Cek Rangka eSAF di AHASS Terdekat
- Perkakas Otomotif Unggulan Tekiro Tools Hadir Di GIIAS 2023
- Review Ban Motor Ascendo Mesh Max Di Honda BeAT
- Jajaran Motor Baru Honda Siap Ramaikan GIIAS 2023
- Owning Experience: 6 Tahun Suzuki GSX-S150 2017
- Meriahnya Puncak HUT FIFGROUP 34th LOCALICIOUS, Nikmati Sajian Kuliner Nusantara
- DAM Meluncurkan New Honda Vario 125, Ban Lebih Lebar!
- AHM Hadirkan New Honda Scoopy 2025, Banyak Yang Berubah
- Impresi Pertama Mencoba Honda BeAT Street 2024, Pake Velg 12 Inch!
- All New Honda BeAT Hadir Di Bandung, Berikut Harganya
- Honda Rebel 1100 : AHM Rilis Di Indonesia, Harga Dibawah 400 Jutaan!
- Harga Dan Spesifikasi Yamaha All New Nmax Neo & Nmax Turbo
- Miyor, Pendobrak Tradisi Bus Sumbar Yang Diluar Nalar
- All New Honda Beat 2024, Spesifikasi & Harga OTR Launching Terbaru
- Ayo Ke FIFGROUP 35th LOCALICIOUS. Bisa Kulineran, Nonton Konser, dan Cari Kerja di Satu Tempat.
- Kini AHM Hadirkan Layanan Cek Rangka eSAF di AHASS Terdekat
- Perkakas Otomotif Unggulan Tekiro Tools Hadir Di GIIAS 2023
- Review Ban Motor Ascendo Mesh Max Di Honda BeAT
- Jajaran Motor Baru Honda Siap Ramaikan GIIAS 2023
- Owning Experience: 6 Tahun Suzuki GSX-S150 2017
- Meriahnya Puncak HUT FIFGROUP 34th LOCALICIOUS, Nikmati Sajian Kuliner Nusantara
- DAM Meluncurkan New Honda Vario 125, Ban Lebih Lebar!
Yang Mau Silahturahmi sama Admin kesini aja :
Email : imotorium@gmail.com
Twitter : @imotorium
Instagram : @imotorium
Facebook : Imotorium FP
Pernah lihat bis merdeka,aladdin,atau medal sekar wangi di tol Purbaleunyi.
Armada nya rata-rata sudah tidak mulus lagi.
iya, manajemennya ngga mampu lagi untuk urus bus – busnya.. padahal dulu penggemarnya banyak
“katanya” sari bakti utama pernah tinggal punya unit 1″ nya trus armada terakhir itu laka d puncak
akhirnya… tinggal cerita
sayang ya kang, armada terakhir harus kena laka.. coba kalau masih mulus :'(
Masuk bonsai teu eta nu laka na?
http://www.otofery.com/2016/12/modifikasi-yamaha-mt-25-hitam-modern.html?m=1
Pernah liat alladin di jogja pas lebaran, sayang memang armadanya udah g keurus, tapi masih mulus, salut
Saya ada fotonya
lho pernah main sampe jogja juga aladdin pas lebaran? jozzz… saya pikir purwokerto udah paling jauh.. memang sih udah pada ga keurus.. namun semangatnya masih ada.. krunya sendiri nampak sabar bawa busnya mas.. dan penumpangnya tetap ada 🙂
Bukan pas lebaran sih, tapi pas hari puasa sblm lebaran, dan itu juga ketemunya pas lagi hunting di pinggir jln.
Model klo g salah Setra old, Mercedes-Benz OH 1521, arah ke bandung
Mas,,, Kyanya belum ada artikel bus wonogiri terutama TDI Group,,,
Apa aku yang ga baca ya,,,
Wah iya mas, bus wonogirian saya belum ada bahas, sippss mas saya publish nanti artikelnya ?
mb@h , nggak bahas bus tingkat DD terbaru merc, saya liat di samping dealer kawasaki, soekarno-hatta , bandung
bus double decknya mercy ?
..PO.Harum Grup koq ga masuk?…padahal berdirinya sekitar tahun 1953 dan armadanya banyak jg gak kalah banyak sama Alladin..
PO Bintang Labuan ga masuk nominasi gan
wah itu rajanya trayek bandung bogor via puncak ya
Pingback: Fenomena Tergusurnya Populasi Bus Besar Dan Bus Medium Di Lintas Sumbar | imotorium.com
Salut banget dgn pengusaha bis ciamis, jaman dulu belum era leasing bis nya sampai ratusan,bahkan ada yg seribu unit, artinya beli secara cash meskipun bertahap..rata2 hancur gara2 krismon.
Trakhir Lebaran 2017 pernah naik aladin dr trminal cicaheum,yg nampang di trml.bus ac 2-3,tarif ac pula. Jalan dah,trus d seat blkg ada ibu2 ama anak 2 ngomong mulu “ada asap-asap” Pas jalan (sblm ujungberung klo g salah) tb2 dmasukin kdlm pool/bengkel, sm supir mw dtuker k bis ekonomi 2-3. Penumpang kesel kekeuh g mau,tp supir ngotot,trus uang selisih g mau ngebalikin. Pas pd naik dicek ibu2 ama bocah td ngilang g tau kmn. Mungkin bisnya mau balik lg k caheum,soalny ngliat msh ada 2 armada lg d pool. Wallahua’lam
Bus,bus lintas selatan jak-bd via puncak ingat waktu sy kecil seperti bus merdeka,alladin,harum,mekar raya,bahagia utama,do’a ibu,parahyangan waspada…
Sudah tidak terlihat lagi,apalagi di akhir 90’an.