Transportasi Massal

Pengalaman Perjalanan Naik Kapal Kelud – Sinabung dan Seputar Kapal Besar Pelni Kini

imotorium.com – Artikel ini sebenarnya adalah sebuah kerinduan penulis akan perjalanan menaiki sebuah kapal laut, sudah nyaris 20 tahun sejak terakhir menggunakan jasa dari Kapal Motor (KM) Kelud dan Sinabung, yang merupakan dua kapal andalan Pelni Hingga sekarang.

Waktu itu 1998, beruntung sekali bisa diajak orangtua untuk berlayar menggunakan kapal ini dari Tanjung Priok menuju Belawan, Medan. Rutenya sendiri melewati laut Cina Selatan – Selat Malaka, yang mana kapal akan singgah di salah satu diantara 2 pelabuhan besar Kepulauan Riau, yaitu Tanjung Balai Karimun dan Pelabuhan Sekupang Batam.

Karena waktu itu 1998 belum tinggal dimedan, hanya sekedar ke rumah mbah di pusat kota Medan yaitu di Glugur Kota. Jadi disana hanya menghabiskan waktu beberapa hari saja, dan kembalinya pun menggunakan jasa dari kapal Pelni ini.

Jadwal Kapal Pelni Belawan –  Tanjung Priok PP

Perginya menggunakan KM. Sinabung, pulangnya menggunakan Kelud. Untuk Sinabung kapal ini dikala itu usianya baru menginjak satu tahun, semuanya masih terasa baru, pulangnya pakai kelud menjadi kejutan tersendiri karena masih fresh from the oven, keduanya bisa dibilang kembar secara ukuran dan fasilitas. Jadwal berlayarnya sendiri waktu itu seminggu bisa 2 kali baik dari Belawan atau Tj. Priok.

kamar kelas 1, hanya berisikan 2 tempat tidur plus kamar mandi. nyaman karena privasi terjaga

Di kapal yang dibuat oleh perusahaan galangan kapal Jos L Meyer di Papenburg, Jerman ini terdapat 4 kelas yang disediakan. Mulai kelas 1 dan 2 yang merupakan kelas kamar, Kelas 3 Wisata untuk kelas yang sangat value for money karena dapat fasilitas kasur empuk dilapis seprei putih bersih dan bantal, serta sebuah loker barang di bawah kasur.. dan yang terakhir kelas ekonomi yang hanya mendapatkan tempat tidur saja, tanpa bantal, sprei dan juga loker barang

Tentu saja pada saat perjalanan itu pilihan selalu jatuh ke kelas 3 Wisata, karena toh sudah ada loker barang, jadinya barang bawaan bisa ditaruh didalamnya.. lagipula almarhumah ibu waktu itu orangnya mabukan.. jadi lebih sering tiduran di kasur sementara anak laki – lakinya ini lebih suka keliling kapal bersama bapaknya.

Fasilitas Kapal Pelni Waktu Itu

Ada 8 dek di kapal Sinabung ini yang bisa dijelajahi, untuk pembagian kelasnya waktu itu dek 2 hingga sebagian dek 4 diisi kelas ekonomi, dek 4 dan sebagian dek 5 diisi kelas 3 Wisata, Dek 5 – 6 diisi oleh kelas kamar, yaitu kelas 1 dan kelas 2. Bicara fasilitas, di kapal ini lengkap lho, kita bebas mengambil air panas / air minum untuk persediaan, kemudian ada kamar mandi dengan shower, toilet tentunya, ada pantry dengan ruang makan khusus kelas 3 wisata di kala itu, kemudian pantry khusus kelas ekonomi yang makannya bisa dibawa ke kasur masing-masing.

Makan di kapal itu dijatah 3x sehari. Pemberitahuan tentang jam makan akan diannounce langsung oleh kru kapal. Kita tinggal membawa tiket untuk nantinya dicap dan kemudian mengambil makan. Untuk kelas 3 Wisata sendiri makannya berupa nasi yang bisa diambil secara prasmanan, namun lauk pauknya nanti dicatu oleh koki kapal. Lumayan banyak lauknya sih. Ada sayuran seperti capcay, tumis kangkung dan daging ayam, ikan atau sapi serta kerupuk, kalau pagi suka ada bonus buah segar atau susu panas. Oya, bicara rasa masakan.. masakan kapal itu agak hambar! karena menyesuaikan lidah semua orang mungkin ya.. jadi membawa sambal goreng teri, abon, bumbu pecal instan adalah solusi terbaik bisa makan enak.

Di dek atas (6 dan 7) ada restoran khusus bagi penumpang kelas 2 dan 1, bila malam sering ada hiburan live musik, dan pada hari minggu difungsikan juga sebagai tempat ibadah bagi umat nasrani. Masih dilantai yang sama ada Musholla yang luas untuk sebuah kapal yang biasanya jumatan juga digunakan, klinik serta sebuah ruang tahanan bagi kriminal seperti pencopet. Oh ya, di dek bawah kapal juga ada bioskop mini, tentu saja bayar kalau mau nonton, tapi ya filmnya begitu.. lawas.. kadang agak saru pula.

kelas 3 wisata Kelud dan Sinabung dahulu seperti ini, di gambar ini adalah suasana kelas wisata kapal pangrango menuju Banda Neira pada desember 2017 kemarin.
berikut adalah suasana kelas ekonomi. kelas 3 wisata yang telah dihapus memiliki persamaan yaitu formasi tempat tidur bangsal / dormitory. hanya pembedanya seperti loker barang yang ada dibawah tempat tidur dan kasur yang dilapis sprei serta bantal. sedangkan ekonomi hanya kasur saja

Lama Waktu Perjalanan Menggunakan Kapal

Perjalanan ke Medan dari Jakarta sendiri memakan waktu 2 hari 3 malam. Selama perjalanan itu aktivitas yang dilakukan bisa dibilang hanya menikmati perjalanan saja.. waktu – waktu favorit tentu saja pagi hari melihat sunrise, dilanjut sarapan.. dan sore hari melihat sunset. Jika di perjalanan dahulu kapal yang penulis tumpangi selisih jalan dengan “saudara kembarnya” di sekitar perairan kepulauan riau, saling memberikan klakson.. bila malam hari posisi masih berada di kepulauan riau mata dimanjakan oleh kerlap-kerlip lampu kota dari negara tetangga seperti singapura.

Jaman itu juga belum ada handphone, jadi tidak sibuk bergadget ria sepanjang perjalanan, toh andaikan ada juga di tengah laut ngga ada sinyal (bahkan sekarang 2018 ini cuma 2 provider saja (CMIIW) yang kerjasama dengan pelni memasang bts di atas kapal) . Yang ada malahan menambah luas silaturahmi dengan ngobrol bareng penumpang lain.

Saat singgah di pelabuhan batam / tanjung balai adalah saat paling menarik. Ini adalah bonus destinasi yang tidak pernah bisa didapatkan di moda transportasi lainnya seperti pesawat, kereta atau bus. Kita bisa menghabiskan waktu mengamati naik turun penumpang di pelabuhan, atau bisa memanfaatkan waktu singgah kapal yang bisa sampai 3-4 jam tersebut untuk sekedar jalan – jalan di pulau tersebut, sayang waktu itu ngga kepikiran bawa tustel.

Setelah itu melanjutkan perjalanan kembali, hingga sampai di pelabuhan tujuan. Secara cost waktu itu naik kapal adalah pilihan paling baik karena harga tiket sudah include makan 3x sehari, beda dengan menaiki bus sumatra, yang mana setiap berhenti makan di RM bisa keluar uang banyak jika tidak bertanya dahulu harga makanan yang dipesan. Naik pesawat juga waktu itu masih terasa mahal, bisa 2-3 kali lipat ongkos naik kapal karena penerbangan LCC belum booming sampai sekarang.

Coba bayangkan bila sekarang ini melakukan perjalanan contohnya ke wilayah Indonesia Timur, yang mana rute kapal Pelni ini sendiri bisa singgah di banyak tempat misalkan makassar, bau – bau, ambon, sorong, serui, jayapura. Sudah berapa banyak tuh bonus destinasi yang kita dapat dengan satu kali jalan? apalagi kalau singgah 2-3 jam bisa lah menginjakkan kaki di setiap lokasi yang dilewati melihat bagaimana kehidupan warga asli sana dan membeli cinderamataa. Inilah kelebihannya naik kapal dibanding naik pesawat !! Muehehehe…

Sekarang pelayaran Tanjung Priok – Belawan masih tetap eksis walau sudah digempur oleh pesawat LCC. Hanya saja bila dulu ada 2 kapal yang melayani rute ini.. kini hanya sisa KM. Kelud saja yang tetap bertahan, jadwalnya jadi seminggu sekali dari Tj.Priok menuju Belawan atau sebaliknya. KM Sinabung sendiri sekarang lebih sering “bermain” ke Indonesia Timur sana. Bagi yang ingin naik kapal juga sekarang sudah tidak ada lagi kelas 3 Wisata yang merupakan kelas tengah.. adanya hanya kelas ekonomi dan kelas kamar (kelas 1 dan 2) saja.

musim mudik jalan – jalan naik kapal ? siap – siap susah jalan

Tips Menikmati Perjalanan Naik Kapal

  • Pastikan tidak  memilih keberangkatan di hari libur panjang seperti mudik lebaran dan liburan natal – tahun baru.
  • Bila membeli tiket ekonomi, pastikan naik kapal dari pelabuhan awal kapal berangkat. Karena jika naik dari pelabuhan yang disinggahi kapal tersebut, kemungkinan mendapat tempat tidur yang nyaman sangat kecil.
  • Bawa bekal makanan kering, karena makanan kapal itu rasanya cenderung tawar.
  • Bila hendak belanja stok persediaan makanan, maka tunggulah kapal merapat di tempat persinggahan, turun sejenak dan keluar pelabuhan. Waktu 2-3 jam cukup untuk belanja di pasar / warung / minimarket.
  • Bawa obat anti mabuk dan minyak angin. Walau jarang sekali ada yang mabuk laut karena kapal pelni ini cukup besar sehingga minim goyangan.
  • Waspada barang bawaan bila masbro menumpang di kelas ekonomi, apalagi ketika sudah jam tidur seperti jam 22.00 hingga subuh. Suka banyak tangan jahil yang meraih isi dalam tas penumpang.
  • Kepengen nyaman pilih bulan perjalanan antara april – juli, hindari musim hujan apalagi kalau di berita sudah bahas cuaca buruk. Dijamin bakalan greget perjalanannya.

Mirisnya semenjak 2015 kemarin Jonan yang waktu itu menjabat Menhub malah menghapus kelas 1 dan 2.. melebur semuanya menjadi kelas ekonomi untuk sebagian besar kapal milik Pelni seperti KM. Tidar, Dobonsolo, Labobar, Dorolonda, Umsini, Bukit Siguntang, Ciremai, Lawit dll (dominan tujuan Indonesia Timur). Dan hanya menyisakan 3 kapal saja yaitu KM.Kelud, KM. Sinabung dan KM. Kelimutu yang tetap ada pilihan kelas kamar 1 dan 2.

Adapun Pelni sendiri kini sudah tidak jor – joran membeli kapal baru seperti tahun 1980 – 1990 an yang mana hampir tiap tahun mendatangkan kapal baru dari Jerman sana, terakhir yang dibeli ya itu Labobar pada 2004 dan gunung dempo pada 2008. Sekarang adanya sibuk dengan proyek pemerintah “Tol Laut” itupun kapal yang didatangkan bukanlah kapal baru seutuhnya melainkan beli bekas. Pemerintah sendiri agaknya memang kurang support kepada Pelni tidak seperti BUMN lainnya macam PT. KAI atau Garuda Indonesia.

 

Banda Neira !!!

Padahal di Indonesia Timur itu banyak surga bahari nan eksotis lho. Semoga pemerintah melek juga soal ini.. malu kita dibilang negara kepulauan tapi kapal yang dipake sudah tua semua, kurang nyaman lagi makin kesini. (imt)

imotorium

Pekerja kreatif, senang berkendara, fotografi, jalan - jalan dan penyayang. Thanks sudah sudi meluangkan waktu membaca disini, tinggalkan komentar supaya berkesan ya brosist, Semoga bermanfaat

23 thoughts on “Pengalaman Perjalanan Naik Kapal Kelud – Sinabung dan Seputar Kapal Besar Pelni Kini

  • terakhir naik labobar 2004, Surabaya-Makassar pas waktu masih fresh-freshnya. semua kasur dan peralatan lainnya masih terbungkus plastik…. Jadi kangen naik kapal lagi.

    Reply
  • dellz memorize AA :D

    Mengenang banged nih postingan nya… terakhir naik km kelud tahun 2000… sweet memories krn sempet kenalan sama abk yang skrg entah dimana… hahahah… bikin senyam senyummm baca postingan ini… Thankyouuu… #AA#

    Reply
    • wow ada kisah seru nih kenalan sama abk nya.. haahaha… naik kapal memang seru

      Reply
  • next time kalau ada invitation minta naik kapal aja bisa kali yah.. wkwkwkw lebih seru

    Reply
  • waduh baru baca
    mau nanya nih om kalau kita mau bawa motor boleh gak ya?

    Reply
  • kalau bawa motor di km kelud ngga diperbolehkan mas, pelni hanya ada beberapa kapal saja yang bisa membawa kendaraan seperti km ciremai, km egon.

    Reply
  • Wah terima kasih bang tips dan trik naik kapalnya. Aku belum pernah naik kapal ginian. Seru juga tuh lebih dari sehari di atas kapal.

    Reply
  • loh sinabu g ama kelud masij eksis toh om ternyata… aku kira uda di pemsuinin..

    Reply
  • jadi inget waktu tahun 2006 pernah naik kapal (lupa nama kapalnya), dari pelabuhan tanjung priok ke pelabuhan di pontianak, 3 hari 3 malem baru sampai tujuan.

    Reply
  • saya sendiri belum pernah naik kapal tujuan sumatera, sekali kalinya naik kapal saat plesiran ke bali saat SMA, itupun kena palak tukang semir

    Reply
  • Boleh dicoba nanti, gak melulu naik bis arau pesawat.. nyobain berhari-hari dilautan kayaknya seru

    Reply
  • TerasBiker.com

    Seru kali ya impressi naik Kapal laut, saya seumur2 belum pernah soalnya 🙂

    mabuk darat sering, mabuk laut apa sama aja mbah rasanya ?

    Reply
  • suasana kelas ekonomi kok syahdu banget…
    yang kelas utama mirip di Titanic… wkwkwk…

    Reply
  • belum prnah naik kapal sih. jadi kebayang bayang suasana di dalam kapal

    Reply
  • Pengalaman saya naik kapal itu cuma naik feri Bali – Banyuwangi.
    Itu juga cuma sekali. Pengin juga nyobain perjalanan yang jauh, tapi ngeri juga sih 🙂

    Reply
  • Pasti asik banget ni ya mbah naik kapal jauh jauh, walaupun agak sedikit ngeri juga terombang ambing di kapal. Saya kalo kapal paling banter nyebrang selat sunda atau ke bali.

    Reply
  • Betul juga, Indonesia ini negara bahari kenapa pemerintah gak mensupport penuh layanan transportasi laut

    Btw next perlu coba lagi pulang ke Medan naik KM. Kelud untuk napak tilas lautan Cina Selatan

    Reply
  • seumur-umur masih belum tahu rasanya naik kapal gedhe,. masih prefer ngejar waktu…

    Reply
  • Sampai saat ini belum pernah berlayar naik kapal penumpang, kalo berlayar naik kapal perang dan kapal selam malah sudah waktu SMP dan SMA

    Reply
  • jadi inget dulu saat bepergian ke banjarmasin
    penumpangnya banyak banget, nggak tahunya banyak calonya
    kalau mau tempat enak kasur empuk yang harus bayar lebih.
    sekarang gimana al, masih kayak gitu ?

    Reply

Posting Komentarmu Disini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.