CameraTravel

Review Canon M100, Kamera All Rounder Terjangkau Untuk Vlogging

imotorium.com – Canon M100 akhirnya berhasil menarik perhatian saya setelah sekian lama saya ingin memiliki kamera dengan sensor APS-C yang ringkas dan mudah dibawa. Sebelumnya saya sering kali mengandalkan handphone Xiaomi Redmi 3s dalam urusan foto karena instan dan langsung bisa diupload ke media sosial ataupun blog. Malah aktivitas vlogging di youtube saya juga hampir seluruhnya mengandalkan handphone. Oya sebelumnya saya disini tidak dibayar oleh Canon untuk review ini, ini murni pengalaman saya sebagai pengguna.

Bukannya saya tidak ada kamera, sebelumnya sudah ada juga kamera Fuji X10 keluaran 2011 yang sudah bisa dibilang ketinggalan jaman.. karena walaupun hasilnya cukup bagus bisa memfoto dengan resolusi di 12 mp dan video full hd 1080p 30 fps, seiring dengan waktu saya butuh sesuatu yang bisa lebih memudahkan saya dalam beraktivitas, nah fitur sharing nirkabel seperti wifi yang tidak ada pada kamera Fuji saya sebelumnya.

Prinsip produktif ala MacGyver masih sering saya lakukan (budget minim hasil maksimal), why must spend more money if you can produce similiar content with less money. Nah jadi ceritanya karena saya merasa vlog saya kok ditonton pas malam hari ngga enak gambarnya, stuttering dimana  – mana dan pas berada dibawah lampu kok flickering warnanya. Akhirnya marathon deh nonton video review kamera di youtube untuk jadi alat recording baru saya kedepannya.

Spesifikasi dan fitur canon m100 baca disini

Kandidat yang masuk ke dalam list saya adalah Sony A6000, Panasonic G7, Panasonic G85, Panasonic GX85, Canon M6, Canon M50 dan Canon M100. Berhubung disini harus pandai – pandai atur budget supaya ga tekor, jadilah Sony dan Panasonic saya eliminasi karena ternyata belanja aksesoris tambahan seperti batere, lensa itu lumayan harganya, dan untuk sony sempat bikin galau namun tidak jadi karena konsumsi baterenya dan isu overheat yang saya baca di forum. Tinggal menyisakan Canon saja yang bisa dibilang masih merakyat walau pilihan lensanya untuk varian mirrorless itu sangat sedikit.

Sensor APS-C Canon yang sudah terbukti kualitasnya, sama persis seperti yang digunakan di DSLR semi pro misal Canon 80D (foto : snapshot.canon-asia)

Saya butuh low light performance, audio yang cukupan dan pastinya ringkas, akhirnya memilih canon m100 karena harganya paling murah dan saya bisa membeli kebutuhan lainnya seperti lensa fix dengan bukaan lebar, batere cadangan dan lain – lain. Kebetulan sekali untuk kebutuhan vital seperti baterenya itu masih satu tipe dengan canon m50. Jadi enak apabila suatu saat ingin upgrade alat, saya ngga perlu beli batere cadangan dengan tipe berbeda lagi

Kenapa ngga membeli Canon G7x mark 2? pertama, karena saya butuh kamera dengan lensa yang bisa diganti – ganti, efektif sekali untuk membuat b roll agar lebih enak ditonton. Kedua, pertimbangan harga juga.. Canon G7x mark 2 itu harganya mirip canon M6. Canon M6 juga tidak saya pilih karena pertimbangan upgrade kedepannya (baterenya beda tipe dengan M50), dan disisi prosesor sama saja menggunakan digic 7 seperti m100, teknologinya sama – sama sudah dual pixel AF, iso 100-25600 dll. Hadirnya jack 3.5 mm mic eksternal memang kelebihannya dari canon M6, namun saya pikir akan jarang sekali menggunakan mic eksternal karena kelihatan terlalu menarik perhatian.

 

View this post on Instagram

 

Sekali – kali upload disini, interior bus apa hayo?

A post shared by aditya (@imotorium) on

Akhirnya Canon M100 garansi resmi Datascript berhasil mendarat di rumah dengan lensa tambahan EF-M 22 mm (beli terpisah) untuk kebutuhan low light. Walau memang kamera ini kelihatan simpel sekali dari dialnya, ternyata didalamnya punya menu yang sama lengkapnya seperti DSLR lho. Mode manual exposure untuk video yang saya butuhkan juga tersedia, jadi enak nih.. walau kurangnya tetap ada yaitu minusnya in body stabilizer. Tapi ngga begitu masalah, tinggal melatih tangan supaya lebih steady saat memegang kamera.

Berikut beberapa video yang sudah saya buat dengan Canon M100 :

keduanya menggunakan lensa kit bawaan 15-45 mm f/3.5-5.6 . Manual exposure saya terapkan di video perjalanan dengan bus budiman tersebut. Untuk video adiputro SDD diatas saya ada kesalahan dalam processing yang seharusnya video hadir dalam framerate 60 fps justru muncul di 30 fps.

Semoga membantu teman – teman dalam memutuskan kamera mana yang layak dibeli untuk vlogging dengan budget terbatas.(imt)

imotorium

Pekerja kreatif, senang berkendara, fotografi, jalan - jalan dan penyayang. Thanks sudah sudi meluangkan waktu membaca disini, tinggalkan komentar supaya berkesan ya brosist, Semoga bermanfaat

Posting Komentarmu Disini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: