Motor

Bedah Teknologi PCX 150 dan PCX 150 Hybrid, Apa Yang Spesial?

imotorium.com – ibarat martabak telor, tentu semakin tinggi gradenya makin kaya isinya. Begitu pula motor, jadi belum lama ini penulis bersama teman – teman blogger diundang AHM untuk datang ke Training Centernya guna membahas Skutik andalan AHM di kelas middle.

Honda PCX 150 2018 memang terbukti mampu merebut hati para pengguna motor skutik, sekian lama hadir di Indonesia dengan status CBU, AHM akhirnya memproduksi Skutik ini secara lokal, tentu saja banyak adding value yang didapat, selain harga dari PCX 150 kini terjangkau, fitur pun semakin kaya.

Disini dibahas secara menyeluruh mulai dari PCX 150 CBS yang paling basic, PCX 150 ABS yang ada ditengah-tengah hingga PCX 150 Hybrid sebagai top of the line.

Perbedaan tipe rangka pada PCX 150 previous dengan yang baru jelas terlihat, yang sekarang menggunakan double cradle sedangkan sebelumnya memakai tipe underbone, memang dengan konfigurasi seperti ini handling jadi jauh lebih baik karena rangka yang ketika dibalut body sekilas seperti monokok.

Cakram depan pada varian CBS spesial karena menggunakan 3 piston kaliper, yang mana sebenarnya salah satu piston di kaliper depan itu bekerja untuk sistem CBS, sedangkan yang 2 piston sisanya pure untuk rem depan saja. Tentu pakem sekali jika penggunaannya dilakukan secara bersamaan. Begitupun alasan mengapa PCX 150 ABS dibekali single channel.

Remote Keyless juga dikupas tuntas, mulai dari jarak operasinya, kemudian fitur yang bisa di set seperti alarm, answer back dan tentunya yang bisa jadi catatan buat para owner PCX 150 agar batere remotenya awet, pastikan setelah selesai berkendara untuk unpair dengan menekan tombol hingga berkedip warna merah. Sebab bila langsung ditinggal begitu saja, saat kita berada dalam radius 2 meter maka motor akan otomatis terkoneksi, yang mana remote akan terus mengirim sinyal secara continue ke motor yang membuat batere di remote cepat habis.

Varian Hybrid disini menarik untuk disimak, karena PCX 150 Hybrid ini orientasinya lebih ke performa. Ya, dimaksimalkannya generator ACG menjadi motor tambahan dengan harapan akan memberikan boost akselerasi memang jadi jawaban bagus. PCX hybrid sendiri mampu berakselerasi lebih baik dan lebih responsif.

Jantung utamanya sendiri menggunakan batere lithium ion yang penanganannya ngga bisa sembarang orang menangani, karena sumber energi buat menggerakan motor listrik tersebut dari sini, tentu saja ada perlakuan khusus dan tools yang digunakan juga khusus, semuanya dilapisi bahan isolator untuk menghindari adanya kejadian kesetrum, wajar High Voltage soalnya. Oya, untuk saat ini bengkel jaringan Wing dan Big Wing saja yang memiliki tools spesial tersebut.

Siklus pemakaian baterai lithiumnya sendiri sekitar 8 tahun, dengan catatan pemakaian normal dan wajar.

tebak yang mana hayoo accu punya PCX Hybrid?

Dan disini juga ada penjelasan dari AHM mengenai isu heboh yang lumayan panas seputar shockbreaker belakang PCX. Jelasnya bengkok itu hanya visual saja, yaitu ulir per luar yang terlihat bengkok karena memang punya spring rate yang terdiri dari 3 step, gunanya untuk memberikan peredaman yang baik di segala kondisi jalan.

Gampangnya, pas sendiri motor terasa agak stiff saat dikendarai, tentu agar handlingnya tetap prima saat menikung, kemudian saat digunakan membawa beban atau boncenger, jadi lebih nyaman karena suspensi menyesuaikan dengan beban yang diterima, motor tetap tidak kehilangan karakteristik handlingnya.

Untuk inner tubenya dan as shocknya sendiri lurus jadi tidak mengurangi fungsi kerja shock itu sendiri, ya wajar saja mosok innernya ikutan bengkok, kalau memang beneran bengkok semua tentu suspensinya bakalan ngga bisa meredam dengan sempurna, malah kena guncangan sedikit saja bisa bunyi berdecit. Toh yang punya PCX merasakan ngga?

Penulis sih sudah membuktikan sendiri lawong pas ke Tanjung Lesung kebagian PCX, suspensinya memang mantap digunakan untuk menikung, bagian ekor tidak membuang even pada kecepatan lumayan tinggi. Pas melintasi jalan rusak di daerah mengger – saketi hingga labuan terasa joz banget padahal sendirian dan bb ga nyampe 70 kg.

Kekurangannya saat ini adalah.. penulis masih kurang dana buat minang PCX 150 ini wkwkwk, aslinya sih kepengen abis. Enak je, buat jalan jauh badan sehat walafiat dibuatnya. Ngga pegel plus bisa bawa barang lumayan pula dibawah joknya.

Benar – benar motor spesial..

Semoga bermanfaat. (imt)

imotorium

Pekerja kreatif, senang berkendara, fotografi, jalan - jalan dan penyayang. Thanks sudah sudi meluangkan waktu membaca disini, tinggalkan komentar supaya berkesan ya brosist, Semoga bermanfaat

Posting Komentarmu Disini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: